** Kajian Hidup Sehat & Cara Penyembuhan Kaum Sufi
“Dan
Allah relah meratakan bumi untuk makhluk-Nya. Di dalamnya ada
buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang, biji-bijian
yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan ?” (Quran Surat. 55: 10-13)
Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan
“Ada dua macam ilmu pengetahuan; yakni ilmu pengetahuan agama dan ilmu
pengetahuan tubuh”. Nabi SAW sering kali menguraikan sifat dan nilai
dari berbagai macam makanan dan rempah-rempah yang berkhasiat untuk
tubuh. Uraiannya ini dicatat oleh para istri dan sahabat r.a. yang masih
dapat ditemukan sampai sekarang.
Bagi orang sufi Nabi SAW adalah
perwujudan dari orang yang hidup sempurna mungkin, dan karena mencakup
kebiasaan-kebiasaan makanannya, maka nasihat-nasihatnya tentang diet
menjadi basis makanan sehari-hari kaum sufi. Pada tahap permulaan, calon
sufi mengambil perilaku yang dikenal sebagai fana’ fi syaikh, artinya
lebur di dalam kesyaikh-an.
Jangka waktu untuk mengikuti jalan
perilaku ini bisa panjang atau pendek. Selama waktu itu, sang murid
semirip mungkin menerapkan perilaku sang syaikh dalam segala hal. Yakni,
si murid berpakaian seperti syaikhnya, memakan makanan syaikh, atau
melakukan praktik-praktik yang dinasihatkan oleh syaikh.
Kalau jalan
hidup dalam ajaran Islam diikuti dengan tindakan atau ucapan yang benar,
maka hasilnya adalah perkembangan stasiun rohani yang dikenal sebagai
“ihsan”, yang artinya berkah. Seperti pernah dituturkan oleh sufi Abu
Anis Barkat Ali, “Mengikuti perilaku Nabi SAW adalah sunnah, yang
merupakan akar Islam. Sufisme adalah buah dari pohon Islam, atau bau
wangi buahnya. Jika tidak ada akar, bagaimana mungkin bisa ada buah?,”.
Ketika
priode fana’ fi syaikh ini berakhir, sang murid memasuki fase
berikutnya, disebut fana’ fi mursyid, yakni meniru pakaian, makanan, dan
perilaku umum dan khusus dari pemimpin atau mursyid dari tarekat
tertentu yang diikuti si murid. Jadi, praktik-praktik diperluas, makanan
dikurangi dan puasa diperbanyak.
Begitu pula pengertian yang lebih
dalam dari Alquran dikaji, diungkapkan dengan perantaraan para syaikh
tarekat yang bersangkutan. Evolusi berikutnya adalah memasuki fase yang
dikenal sebagai fana’ fi rasul, yakni si murid tenggelam dalam
bayang-bayang rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Akhirnya menyusuli tahap
ini, jika berhasil murid mencapai keadaan yang dikenal sebagai fana fi
Allah, atau peleburan total di dalam dzat Allah Yang Maha Kuasa.
Karena
jalan sufi adalah jalan yang bertahap dan masuk akal, yakni sepenuhnya
sesuai dengan sifat dasar manusia dalam segala hal. Mula-mula murid
memusatkan perhatian pada peniruan cara yang benar dalam makan, tidur,
berjalan, duduk, sembahyang, dan perilaku-perilaku yang sama. Syaikh
selalu memberikan saran-saran dan bimbingan yang berguna, dan dengan
rasa sayang memperbaiki setiap tindakan sang murid yang tidak benar.
Pada
tahap-tahap awal tasawuf, perjuangan yang paling utama adalah
menundukkan hawa nafsu lahiriah yang kasar. Oleh karena itu,
pernyataan-pernyataan dan saran-saran Nabi Muhammad SAW, termasuk pula
pengetahuan dari para dokter Islam, menjadi sangat penting untuk
dipelajari, dipahami, dan diterapkan oleh setiap calon sufi.
Syaikh
Hakim Mu’inuddin Chisyti dalam bukunya Penyembuhan Cara Sufi (Lentera)
menyebutkan, sebelum menyampaikan pilihan hadis Nabi Muhammad yang
secara khusus berkaitan dengan kesehatan, terasa oleh sebagian orang
nasihat yang dituturkan rasulullah ini mungkin terasa pelik, kuno atau
sangat ganjil.
Salah satu hadis itu, mengatakan, bahwa jika seekor
lalat jatuh ke dalam minuman, maka sebelum diminum harus terlebih dahulu
mencelupkan seluruh tubuh lalat ke bawah permukaan air. Merendamnya
beberapa saat baru kemudian diminum. Nasihat ini tampaknya sangat aneh,
atau orang yang taat kebersihan akan mengatakan berbahaya.
Sebab,
secara medis seekor lalat diketahui membawa semacam patogen (parasit
yang menimbulkan penyakit, red) pada beberapa bagian tubuhnya
(sebagaimana disebutkan Nabi Muhammad sekitar 1.400 tahun lalu). Orang
sufi tidak akan segan menuruti nasihat itu, sebab dia tahu bahwa Allah
tidak akan menciptakan penyakit tanpa dan mencegahnya, kecuali penyakit
kemunduran usia alias mati.
Dr Muhammad M El Samahy, dekan Fakultas
Ilmu Hadis Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir telah menulis sebuah
artikel yang secara medis mengungkapkan kejeniusan dari nasihat yang
memang terasa misterius tersebut. Dr El Samahy menerangkan bahwa para
pakar mikrobiologi telah menemukan adanya sel-sel yang keluar melalui
saluran pernafasan lalat.
Katanya, ketika lalat dicelupkan seluruhnya
ke dalam minuman, maka terjadi perubahan dalam tekanan osmosis yang
menyebabkan pecahnya sel. Nah, isi sel-sel inilah yang menangkal patogen
yang dibawa lalat dalam tubuhnya. (mis)