Pimpinan
Pondok Pesantren Assidiqiyah KH. Nur Muhammad Iskandar SQ bersama
Pengasuh Ponpes Assidiqiyah 7 Cirejuk, Bogor, Ustad HM Guntur Bumi
Sholawat Nabi Al-Qurthubi
JAKARTA- Pimpinan Pondok Pesantren Assidiqiyah KH. Nur Muhammad
Iskandar SQ ikut angkat bicara terkait ramainya issu praktik pengobatan
Ustadz Guntur Bumi (UGB) yang dilaporkan melakukan penipuan.
Menurut
KH. Nur, soal metode penyembuhan, MUI melalui KH Ma’ruf Amin sebagai
ketua komisi fatwa sudah menjelaskan bahwa itu tidak bertentangan dengan
syariat.
“Kalo ada orang yang menyebutkan ada penipuan, penipuannya
yang mana? Kalo namanya pengobatan kemudian ada yang sembuh dan ada
yang ngga sembuh itu wajar. Di RS kalo sembuh semuanya ga ada yang mati
dong, dokternya juga mati. Wajar-wajar sajalah kalo itu,” jelas sang
Kyai kepada wartawan di Pesantren Assidiqiyah Pusat, Kedya, Jakarta
Barat, Jum’at (21/2).
Di dalam Islam, ujarnya, dakwah melalui
pengobatan itu pernah dilakukan juga oleh Nabi dan para sahabat.
Apalagi, dia menambahkan, penyembuhan UGB sendiri pada awal pengobatan
telah dikatakan tidak bersandarkan pada kekuatan mahluk, tapi bersandar
pada kekuatan Allah. Jangan sekali-kali punya keyakinan bahwa yang
menyembuhkan Guntur, tapi Allah.
“Nah sekarang yang dianggap
melanggar syariat yang mana? Yang saya tahu dia tidak bertarif, tapi
menganjurkan sodaqoh. Kalo sodaqoh ga ditentukan berapa. kalo orang udah
sembuh, dai akan tahu kalo sodaqoh itu nilainya amat besar,” tegasnya.
Menurut
yang diketahuinya, salah satu di antara manfaat sodaqoh itu bisa
menolak bala dan bisa menyembuhkan penyakit. Dan itu sesuai dengan
ajaran Rasulullah. Kecuali, katanya, kalau kemudian ada hitam di atas
putih bahwa untuk pengobatan ini harus mmbayar 100 juta dan pasti
sembuh. Dan kalo tidaksembuh, bisa dibawa ke pengadilan.
“Nah itu lain lagi. Kan ga ada itu kan? Apa yang dipersoalkan? Kalo soal sembuh dan tidak sembuh itu wajar,” lanjutnya.
Kalo kemudian ada yang Sodaqoh sampai ngasih uang ratusan juta, tandasnya, itu adalah hal yang biasa.
“Saya
pernah pidato cuma lima menit dikasih mobil mercy harganya 1 miliar. Ga
ada yang komplain. Namanya sodaqoh, itu ga ditarifkan. Kalo ada Kyai
narif mau ceramah asal dibayar 100 juta itu baru salah. Tapi yang saya
tahu UGB tidak seperti itu. Itu yang saya tahu, di luar itu saya tidak
tahu,” katanya sambil tertawa.
Terkait alokasi dana sodaqoh yang
diterima, Kyai Nur menjelaskan UGB telah membangun Pesantren
Assiddiqiyah ke 7 di Cijeruk Bogor. Santrinya sudah ada sekitar 90an.
Mereka, akunya, banyak menghapal Al Qur’an juga. Bahkan katanya,
pesantren itu akan siap menerima sekitar 200 santri baru. Sudah jadi
satu bangunan lantai dua kemudian beberapa asrama dan sebentar lagi akan
dibangun masjid. Luas tanah semuanya ada 3,5 hektar.
“Dia juga sudah
membeli tanah 1 hektar di Serpong untuk dibangun pesantren. Selain itu
setiap idul adha dia menyerahkan beberapa ekor sapi yang diserahkan
kepada fakir miskin melalui Ponpes Assidiqiyah,” imbuhnya. (*/VAL/sayangi.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar